Minggu, 18 Maret 2012

Nilai Penting Sejarah Andalusia

Istana Al-Hambra
Ada enam gudang buku besar yang pernah saya datangi: Gramedia Bandung, Palasari Bandung, Mizan Yogyakarta, Jogja Islamic Book Fair, Shopping Center Yogyakarta, dan Gema Insani Press Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk mencari sebuah buku referensi terpercaya terkait sejarah Andalusia dari mulai pra, pada saat, dan pasca masuknya Islam ke sana. Namun sayang, tak satu pun dari ke-enam gudang buku besar itu mampu memberikan apa yang saya cari. Kalau pun ada, pasti isinya sangat tipis dan tidak mampu memaparkan banyak hal atau pun gambaran yang benar-benar jelas terkait kondisi Andalusia. Bahkan miris, di salah satu tempat dari ke-enam tempat itu sampai ada yang bilang seperti ini, “Wah, saya angkat tangan mas, nyari buku dengan tajuk macam itu sekarang memang sulit.” Saya tanyakan lagi kepada orang yang bersangkutan, apa banyak orang lain yang mencarinya juga? Dia pun menjawab, “Banyak mas, buku tentang Andalusia dan Cordova.”

Sebuah pertanyaan pun kemudian muncul di dalam benak saya, ada apa ini?


***
Semacam Latar Belakang

Berbicara masalah Andalusia, pasti akan sangat erat akaitannya dengan Islam. Panji Islam dan segala macam kemuliaannya pernah berkibar dengan indah menaungi seluruh sudut yang ada di negeri ini. 

Andalusia terletak di bagian paling selatan dari negara Spanyol. Berhasil diduduki–untuk dibebaskan–kaum Muslimin pada tahun 711 M di bawah pimpinan seorang panglima kharismatik bernama Thariq Bin Ziyad. 

Sebelum dibebaskan oleh kaum Muslimin, Andalusia dikuasai oleh seorang raja diktator bernama Roderick. Rakyat Andalusia berada dalam cengkeraman kesengsaraan yang menyiksa lahir dan juga batin. Selama sang raja tiran itu mengusai Andalusia, penindasan, pemerasan, dan berbagai macam intimidasi lainnya kerap kali dirasakan oleh rakyat Andalusia. Hal ini pula yang kemudian menyebabkan sebagian dari mereka beranjak pergi meninggalkan tempat kelahirannya. Tujuannya adalah untuk mencari suaka ke sebuah negara yang dikenal memiliki pemimpin yang adil, Maroko.

Dari Maroko inilah, kelak dua belas ribu pasukan (ada yang mengatakan tujuh ribu, ada pula yang mengatakan sebelas ribu) yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad akan melabuhkan perahu-perahu tempurnya. Bertandang menuju sebuah semenanjung bukit karang, daerah ujung daratan yang terletak di kawasan Spanyol bagian tenggara. Daerah bukit inilah yang beberapa waktu kemudian dikenal dengan nama Jabal Thariq (Gibraltar).

Mendaratnya pasukan kaum Muslimin di semenanjung bukit karang ini adalah titik awal penyebaran Islam ke Eropa. Peristiwa besar ini terjadi pada bulan Mei 711 M

Beramula dari tahun ini, Islam kian tumbuh semerbak di daratan Andalusia. Berbagai peradaban menakjubkan pun kemudian muncul di sana. Peradaban luar bisa yang terlahir dari keagungan Islam.

Delapan abad lamanya Islam berhasil menebarkan kemuliaannya di daratan Andalusia.

Hingga pada tanggal 2 Januari 1492, Kardinal De Beydar mengkat salib di atas Al-Hambra. Hal ini berarti bahwa pemerintahan Islam di Spanyol telah berakhir. Ini adalah permulaan kesengsaraan kaum muslimin yang masih hidup di zaman itu. Karena, pasca proklamasi, mereka yang mengaku bestatus sebagai seorang muslim akan disikasa habis-habisan. Lembaga-lembaga Inkwisisi siap menunggu untuk menyiksa mereka.


***

Perhatikanlah itung-itungan sederhana berikut ini kawan. 1492 - 711 = 781.

781 tahun adalah lamanya izzah Islam berkibar di Andalusia.

Kita kurangi tahun sekarang dengan tahun keruntuhan Andalusia dari kaum Muslimin. 2012 – 1492 = 520.

520 tahun lalu Andalusia jatuh ke tangan para pembenci Islam. Sementara 781 tahun sebelumnya Islam telah lebih dulu tumbuh semerbak menghasilkan berbagai perdaban mengagumkan di sana.

Pertanyaanya, sebelum sampai ke tahun 2723 (tahun yang jika diselisihkan dengan tahun keruntuhan Andalusia dari penguasaan kaum Muslimin akan menghasilkan angka 781) apakah Andalusia akan kembali ke pangkuan kaum Muslimin atau tidak? Jawabanya ada pada diri kita.


***

Umat Islam perlu kembali mengkaji nilai penting sejarah Andalusia. Merenungi setiap langkah yang ditempuh oleh para pendahulu kaum muslimin untuk menjadiakin izzah Islam kembali berkibar penuh pesona. Lalu, umat Islam mengambil semangat dari padanya.

Ibnu Asikin
Yogyakarta, 17 Maret 2012

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Journey Notes
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top