Minggu, 20 Juli 2014

Lembah di Antara Dua Bukit

Ada sebuah kabar yang sampai kepada kita bahwa ternyata saudara-saudara kita di Palestina itu sangat segan kepada orang-orang Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia adalah satu-satunya(?) negara mayoritas Muslim terbesar di dunia yang terbukti secara konsisten terus berada di garda terdepan dalam membela saudara-saudaranya di Palestina. Dukungan moril dan materil untuk rakyat Palestina terbukti secara konsisten terus-terusan mengalir dari berbagai kalangan rakyat Indonesia.

Apakah ini adalah sebuah kabar yang benar? Allaahu ta’ala a’lam. Tapi, kalau pun toh itu memang sebuah kabar yang benar, nampaknya kita sebagai orang Indonesia harus berpikir ulang; apakah kita memang layak disegani oleh bangsa pejuang sekaliber Palestina? Apakah mereka akan tetap segan dengan orang Indonesia, seandainya mereka tahu persis bagaimana cara kita menjalankan Islam? Boro-boro segan, pantasnya mungkin mereka menertawakan keislaman kita.

Lain kisah, dari kabar berita yang lain kita tahu bahwa telah ada seorang relawan Indonesia yang kini tinggal menetap di tanah Gaza, Palestina. Namanya adalah Abdillah Onim (semoga Allah ta’ala senantiasa menjaga beliau). Di tahun 2009, saat beliau masih berstatus lajang, beliau terbang ke Palestina untuk menjadi relawan (Mer-C dan Reporter tvOne) sekaligus bertekad untuk mencari pasangan hidup di sana.

Alhamdulillah, yang ditekadkannya itu pun kini telah terwujud menjadi sebuah kenyataan. Beliau berhasil mempersunting seorang istri, asli berdarah bangsa pejuang Palestina. Selain asli bedarah Palestina, ternyata yang dipersuntingnya itu juga adalah “sebuah mutiara” yang tiada ternilai harganya, karena istrinya itu ternyata adalah seorang hafidzah.

Ah, harusnya saya tidak perlu berucap “ternyata”, karena, mungkin semua perempuan mulia di sana adalah para penghapal Al-Qur’an.

Setelah setengah agamnya tergenapkan, kini matanya pun telah berbinar dengan cahaya. Pernikahan Abdillah Onim dan salah satu mutiara bangsa Palestina itu telah berhasil membuahkan mutiara baru yang diberi nama Marwiyah Filindo. Inilah sosok cahaya mutiara yang telah membinarkan mata Abdillah Onim dan juga istrinya.

Filindo (Filistin – Indonesia), nama panjang yang mudah-mudahkan akan selalu menjadi pengingat dan juga pengikat bahwa bangsa Palestina dan Indonesia adalah saudara, selamanya.


Abdillah Onim sempat membawa istri serta putrinya pulang ke Indonesia. Aman dan nyaman, tidak ada suara dentuman bom sebagaimana di Palestina, itulah Indonesia. Tidak ada suara mencekam pesawat tempur yang terbang rendah sebagaimana di Palestina, itulah Indonesia. Harusnya Indonesia menjadi tempat tinggal pilihan bagi Abdillah Onim untuk hidup berumah tangga dan juga membesarkan buah hatinya. Tapi, ternyata beliau tidak memilih “kenyamanan” itu. Beliau lebih memilih tinggal di tanah Palestina.

Kenapa?

“Kalau untuk tinggal di Indonesia, saya dan istri saya sepertinya tidak mampu. Karena karakter dan budaya hidup di Indonesia dengan Palestina itu sangat berbeda terutama dari sisi keislaman. Jadi saya lebih memilih untuk mendidik dan membesarkan anak-anak di sana,” katanya.

“Berbeda, terutama dari sisi keislaman,”. Kalimat inilah yang harus kita cerna sebaik mungkin. Ada apa dengan Islam di Indonesia? Apa apa dengan para penganut Islam di Indonesia, sehingga Abdillah Onim beserta istrinya lebih memilih untuk membesarkan buah hatinya di tanah tak “nyaman” bernama Palestina?

Jawabannya mungkin karena Islam dan Muslim telah menyatu dalam satu bukit yang sama di Palestina. Islam telah mendarah daging dalam darah rakyat Palestina. Lain halnya dengan di Indonesia, Islam berada di satu bukit sementara para penganutnya berada di bukit lainnya. Di antara dua bukit itu, terbentang lembah pemisah yang sedemikian panjang.

Seandainya saudara-saudara kita di Palestina tahu bagaimana cara kita berislam, mungkin kening mereka akan terus-menerus berkerut keheranan. Selanjutnya, kita tinggal bisa berucap; maafkan kami yang belum sempurna menjalankan agama ini (Islam).

Allaahu ta’ala a’lam.

Tangerang, 20.07.2014 | 22.08.1435
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© Journey Notes
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top