Mereka bukanlah gadis-gadis lugu seperti yang ada di iklan parfum bermerk Axe. Jatuh dari langit, tepat di tengah hiruk-pikuk keramaian kota. Warga yang melihatnya serta-merta menatapnya dengan tatapan teraneh sepanjang sejarah. Kakek-kakek yang sudah rempong pun digambarkan seolah menjadi muda kembali semangatnya tatkala ianya menatap rupa sang bidadari. Apa yang menjadi penyebabnya? Penyebabnya adalah karena ada seorang pemuda dari alam manusia yang menggunakan parfum bermerk Axe. Tidak sekedar satu bidadari, yang lainnya pun juga ada; dialah yang terjun bebas menimpa atap rumah sang pemuda. Bulu dari sayap sang bidadari pun berhamburan ke sana ke mari. Sementara sang pemuda hanya bisa celingak-celinguk sembari mengarahkan matanya ke berbagai penjuru atap rumahnya.
Bukan! Bukan yang itu! Mereka bukan seperti itu! Itu adalah kegagalan
imajinasi sang sutradara pembuat iklan. Atau bisa jadi sumber inspirasi
yang menjadikan sang sutradara kepikiran membuat iklan macam itu juga salah
(sudah salah, tidak benar, dan bahkan menyesatkan). Bidadari-bidadari dibuat kelepekan
oleh seorang pemuda bumi? Hanya karena sebuah parfum yang wanginya semerbak?
Ahahaha, bidadari macam apa itu?
Mereka bukan pula perempuan berlembut hati yang ada di
sinetron Bidadari. Perempuan bersayap putih, berpakaian serba putih, berwajah cantik,
memegang sebuah tongkat ajaib, dan selalu datang untuk meredakan kesedihan sang
Lala (anak perempuan kecil yang digambarkan memiliki karakter baik hati, tapi
mempunyai teman jahat yang senantisa menyakitinya). Jika Lala sedang sedih,
maka bunda Bidadari pun akan datang menghibur Lala. Jika Lala disakiti oleh teman
jahatnya, maka bunda Bidadari pun akan datang dengan tongkat ajaibnya. Bim
salabim! Maka, celana si jahat pun seketika melorot.
Di akhir kisah, bunda Bidadari akan berujar seperti ini
kepada para penonton ciliknya; Ade-ade yang baik hati, jangan nakal ya..
bla.. bla.. bla..”. Namun sayang, yang sampai pada pemikiran sang penonton
cilik bukanlah nasihat yang baik itu. Tapi kesimpulan yang menggelikan berikut
ini: Ooo.. berarti celana si Udin yang kemarin melorot tiba-tiba itu,
pasti di-bimsalabim-i oleh bunda Bidadari. Si Udin kan anaknya nakal.
Padahal yang benar adalah, karena kacing celananya Udin memang copot.
Bukan! Bukan yang ini juga! Ini adalah pembodohan kewarsan
akal anak manusia. Bidadari datang untuk meredakan kesedihan seorang anak
perempuan? Ahahaha, bidan dari Hongkong itu mah, bukan bidadari.
Mereka bukan pula gadis manis yang turun di ujung semburat sebuah
pelangi. Turun ke bumi dengan maksud hendak berenang ria di sebuah sungai yang
ada di bumi. Di balik semak-semak yang ada di pinggiran sungai tempat mandinya
itu, berdenguslah napas seorang pemuda yang sedang menelisiki kejelitaannya.
Sang pemuda punya niatan yang durjana; dia hendak mencuri pakaian sang
bidadari. Berharap sang bidadari tidak
akan bisa pulang ke tempat asalnya karena pakaiannya raib digondol sang pemuda.
Setelah itu, si pemuda akan datang layaknya seorang pahlawan. Menemui sang
bidadari yang sedang kesedihan, lalu membawanya pulang ke rumah si pemuda.
Lantas si pemuda pun menjadikannya seorang istri di kemudian hari.
Bukan! Bukan yang ini juga! Itu hanya kisah lumutan yang tidak
masuk di akal. Bidadari mandi di sungai. Bajunya hilang digondol seorang pemuda
semprul. Tak bisa pulang ke tempat asalnya, lalu jadilah ia penduduk
bumi karena dinikahi oleh si semprul. Ahahaha, lelucon kacangan macam
apa lagi ini?
---
Bidadari adalah mahluk Allah Ta’ala yang tidaklah
memiliki kekuatan super. Mereka juga bukan problem solver bagi masalah
yang sedang dihadapi manusia di alam dunia. Bidadari adalah penghuni
surga yang nantinya bakalan dijadikan Allah Ta’ala sebagai istri-istri
dari kaum mukminin. Kaum mukminin seperti apa? Bukan mereka yang memakai parfum
Axe tapi tak shaleh. Tak pula bagi mereka yang tak punya ketulusan dalam
berjuang di jalan Allah Ta’ala. Bidadari akan dipersembahkan bagi mereka
yang selama hidupnya senantiasa mengabdi dengan tulus dan penuh cinta kepada
Allah Ta’ala.
Mereka dipertuntukan bagi para mujahid yang tangguh di medan
perjuangan dalam penegakkan kalimatullah. Parajurit yang tangguh hingga
gelar syuhada dapat disandangnya. Mereka–para bidadari–sedang merenda kerindun
di surga. Kerinduan terhadap para syuhada yang gugur di medan jihad.
Syahid di jalan Allah Ta’ala akan berhadiah bidadari
di surga kelak. Ini adalah alasan kenapa sosok bidadari itu menjadi begitu
istimewa. Lha wong untuk dapat meminangnya saja harus bergelar syuhada
dulu je; harus mati syahid di jalan Allah Ta’ala dulu.
Inilah mahar termahal agar seorang manusia bumi dapat mempersunting bidadari di
surga kelak.
Bidadari adalah simbol keindahan paripurna dari ciptaan Allah
Ta’ala. Tanpa cacat dan juga cela. Mereka senantiasa menundukkan
pandangannya karena sifat pemalu yang dimilikinya. Pandangan mereka hanya
terfokus kepada suaminya masing-masing. Tak sedikit pun mereka tertarik kepada
seorang pria selain suami mereka. Kecantikan mereka tak akan pernah sebanding
dengan perempuan mana pun di dunia. Sekiranya (sekiranya lho, karena
pada kenyataanya bidadari tidak pernah turun ke bumi) salah seorang dari mereka
turun ke bumi, pasti ia akan menyinari langit dan bumi. Lalu memenuhi kawasan
antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Itulah mereka;
bidadari surga.
Namun, tahu kah engkau kawan? Ternyata, bidadari yang ada di
surga itu juga mempunyai para penghulu, pemimpin, dan tokoh-tokoh yang
kemuliaannya melebihi mereka di hadapan Allah Ta’ala. Siapakan para
penghulu itu? Siapakah para pemimpin itu? Siapakah para tokoh yang lebih mulia
di hadapan Allah itu kawan? Mereka adalah manusia penghuni bumi bernama perempuan.
Perempuan yang seperti apa? Perempuan yang beriman kepada Allah Ta’ala,
dengan cinta dan ketaatan. Kelak, tutup kepalanya saja bahkan akan lebih mulia daripada bumi dan
seisinya sekalipun.
Perempuan yang beriman kepada Allah Ta’ala dengan
cinta dan ketaatan. Merekalah perempuan yang lebih mulia daripada para bidadari
surga. Seperti istri Fir’aun yang tersenyum di akhir hayatnya, meskipun siksaan
fisik mendera tubuhnya. Yang menjadi penyebabnya adalah karena keimanannya yang
tulus terhadap kerasulan Musa dan juga ketuhanan Allah Sang Penguasa Semesta.
Untuknya, Allah Ta’ala pun mengadiahkan rumah di surga. Rumah macam apa?
Yang jelas rumah itu adalah rumah yang tak pernah bakalan dilihat seorang
manusia pun di dunia.
Seperti bunda Khadijah yang telah dijanjikan untuknya rumah
cahaya di surga. Penyebabnya apa? Karena ianya adalah perempuan yang memiliki
keimanan yang tulus terhadap kerasulan Muhammad Saw. dan juga ke-illah-an
Allah Sang Penguasa Semesta. Bahkan sejarah pun mencatat, ianya adalah manusia
beriman pertama terhadap rasulullah Saw. dari kalangangan perempuan. Kedudukan
bunda Khadijah di hati rasulullah tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Rumah
cahaya di surga adalah hadiah terindah baginya. Penghulu para bidadari adalah
kedudukan termulia untuknya.
Itulah mereka; sosok perempuan surga yang pada awalnya adalah
perempuan penghuni alam dunia. Subhanallah.
Allahu Ta’ala a’lam.
Ibnu Asikin
Yk.15.06.2012
---
Rujukan:
Rasulullah Saw. bersabda, “Sekiranya salah seorang
bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan
memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh
tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan
seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi Saw. bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya
bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah
bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing
orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya
kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan,
yang menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu
permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58).
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48).
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48).
Dari Abu Ra., mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku
siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh
pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
0 komentar