Gagasan besar bisa
saja muncul karena sebab obrolan sederhana di warung kopi. (Guyonan
kawan-kawan di tempat KKN, 2011).
Maka, tidaklah menjadi suatu hal
terlarang, jika sewaktu-waktu kau investasikan waktumu di warung kopi. Judulnya
sembari minum kopi, tapi kau masih bisa memesan susu murni panas yang
dikompilasikan dengan ekstrak jahe. Pesanlah air susu, agar kau tak terkontaminasi
oleh dampak negatif dari minuman kopi. Hindarilah minuman yang dapat
membuatmu ketagihan (salah satunya adalah kopi), ini adalah nasihat yang
pernah disampaikan oleh salah seorang pendahulu di dunia dakwah. Maka, untuk
seterusanya aku akan menggati judul celotehan ini menjadi sembari minum
susu. :D
Rasakanlah kenikmatan yang ada dalam
tiap seruputannya. Itu adalah satu dari sekian nikmat tak hingga yang diberikan
Sang Penguasa Semesta kepadamu.
Sembari minum susu di warung kopi,
kau akan mendapatkan gagasan besar terkait cara mensyukuri kehidupan.
Kau anggap dirimu yang paling
pusing karena berbagai himpitan permasalahan hidup?
Oh ternyata tidak. Lihatlah! Di
hadapanmu ada seorang lelaki berusia senja yang tengah menjajakkan barang
daganannya. Tubuhnya nampak bengkung. Rambutnya sudah kembali ke warna aslinya.
Raut wajahnya penuh dengan keriput. Tapi, lihatlah semangatnya! Apakah dia
mengeluhkan hidupnya?! Apakah dia mengutuki nasib yang sedang menimpanya?!
Lihatlah! Di sana ada seorang
lelaki tukang urut yang sedang menjajakan jasanya. Tatkala dia mampir di salah
satu kerumunan dari sekian banyak kerumunan peminum kopi, jawaban ini pun ia
dapatkan; “Maaf Pak”. Artinya, para peminum kopi itu menolak tawaran
jasanya. Apakah sang bapak tukang urut itu langsung mutung?! Apakah sang bapak tukang
urut itu langsung menyumpahi para peminum kopi yang tidak mau menerima tawarannya?!
Tidak! Sang bapak tukang urut itu terus saja berjalan, menghampiri kerumunan
demi kerumunan para peminum kopi sembari terus menawarkan jasanya.
Sembari minum susu di warung kopi,
kau akan mampu mengamati berbagai kenyataan hidup yang ada di sekitarmu. Sembari
minum susu di warung kopi, kau akan dapat membagi keruwetan yang sedang kau
rasakan kepada teman bercengkramamu. Sembari minum susu di warung kopi, kau akan
dapat mendengar berbagai permasalahan yang sedang menimpa teman-temanmu.
Masihkah kau berpikir bahwa engkau
adalah orang yang paling ruwet?
Amatilah kawan-kawanmu yang
sedang melingkari kepulan uap dari dalam gelas itu. Mereka punya masalah yang
serupa denganmu, bahkan lebih berat lagi. Tapi, mereka tetap mensikapi keruwetan
itu dengan berbagai tingkah jenaka. Lihatlah kawanmu yang satu itu! Sudah
berkali-kali membuat proposal skripsi, berakali-kali pula ditolak oleh dosen
pembimbingnya. Sekalinya mau memaksakan diri untuk men-seminar-kan proposal
skripsinya, ee.. malah mati lampu. Artinya apa? Arinya, sampai jumpa di seminar
proposal skripsi semester depan! Ini baru proposal! Belum ngambil datanya yang juga
serupa sulitnya. Belum garap skripsi yang serupa njelimetnya (kayaknya :D).
Ingatlah saudaramu yang beberapa pekan
lalu baru saja kehilangan laptop-nya. Seluruh garapan skripsinya ludes
bersamaan dengan ludesnya sang laptop. Apakah dia mengutuki takdir
yang telah menimpanya itu?! Apakah dia putus asa dan tidak mau melanjutkan lagi
menggarap skripsinya?! Tidak! Bahkan rasa sabarnya seolah melampaui ketinggian
Gunung Papandayan. Barang yang ada pada kita sejatinya adalah milik Allah, maka
Allah berhak mengambilnya kapanpun. Dia yakin, bersamaan denganya pasti akan
ada pelajaran yang sangat berharga.
Jangan pernah katakan pada Allah
bahwa engkau sedang mempunyai masalah, tapi katakanlah pada masalah tersebut bahwa
engkau mempunyai Allah. Allahu Ta'ala a'lam.
Ibnu Asikin
Sembari mengingat wajah
kawan-kawan senasib dan sepenanggungan :D
Garut.29.06.2012
0 komentar