Jumat, 29 Juni 2012

Sembari Minum Kopi

Gagasan besar bisa saja muncul karena sebab obrolan sederhana di warung kopi. (Guyonan kawan-kawan di tempat KKN, 2011).



Maka, tidaklah menjadi suatu hal terlarang, jika sewaktu-waktu kau investasikan waktumu di warung kopi. Judulnya sembari minum kopi, tapi kau masih bisa memesan susu murni panas yang dikompilasikan dengan ekstrak jahe. Pesanlah air susu, agar kau tak terkontaminasi oleh dampak negatif dari minuman kopi. Hindarilah minuman yang dapat membuatmu ketagihan (salah satunya adalah kopi), ini adalah nasihat yang pernah disampaikan oleh salah seorang pendahulu di dunia dakwah. Maka, untuk seterusanya aku akan menggati judul celotehan ini menjadi sembari minum susu. :D

Rasakanlah kenikmatan yang ada dalam tiap seruputannya. Itu adalah satu dari sekian nikmat tak hingga yang diberikan Sang Penguasa Semesta kepadamu.

Sembari minum susu di warung kopi, kau akan mendapatkan gagasan besar terkait cara mensyukuri kehidupan.

Kau anggap dirimu yang paling pusing karena berbagai himpitan permasalahan hidup?

Oh ternyata tidak. Lihatlah! Di hadapanmu ada seorang lelaki berusia senja yang tengah menjajakkan barang daganannya. Tubuhnya nampak bengkung. Rambutnya sudah kembali ke warna aslinya. Raut wajahnya penuh dengan keriput. Tapi, lihatlah semangatnya! Apakah dia mengeluhkan hidupnya?! Apakah dia mengutuki nasib yang sedang menimpanya?!

Lihatlah! Di sana ada seorang lelaki tukang urut yang sedang menjajakan jasanya. Tatkala dia mampir di salah satu kerumunan dari sekian banyak kerumunan peminum kopi, jawaban ini pun ia dapatkan; “Maaf Pak”. Artinya, para peminum kopi itu menolak tawaran jasanya. Apakah sang bapak tukang urut itu langsung mutung?! Apakah sang bapak tukang urut itu langsung menyumpahi para peminum kopi yang tidak mau menerima tawarannya?! Tidak! Sang bapak tukang urut itu terus saja berjalan, menghampiri kerumunan demi kerumunan para peminum kopi sembari terus menawarkan jasanya.

Sembari minum susu di warung kopi, kau akan mampu mengamati berbagai kenyataan hidup yang ada di sekitarmu. Sembari minum susu di warung kopi, kau akan dapat membagi keruwetan yang sedang kau rasakan kepada teman bercengkramamu. Sembari minum susu di warung kopi, kau akan dapat mendengar berbagai permasalahan yang sedang menimpa teman-temanmu.

Masihkah kau berpikir bahwa engkau adalah orang yang paling ruwet?

Amatilah kawan-kawanmu yang sedang melingkari kepulan uap dari dalam gelas itu. Mereka punya masalah yang serupa denganmu, bahkan lebih berat lagi. Tapi, mereka tetap mensikapi keruwetan itu dengan berbagai tingkah jenaka. Lihatlah kawanmu yang satu itu! Sudah berkali-kali membuat proposal skripsi, berakali-kali pula ditolak oleh dosen pembimbingnya. Sekalinya mau memaksakan diri untuk men-seminar-kan proposal skripsinya, ee.. malah mati lampu. Artinya apa? Arinya, sampai jumpa di seminar proposal skripsi semester depan! Ini baru proposal! Belum ngambil datanya yang juga serupa sulitnya. Belum garap skripsi yang serupa njelimetnya (kayaknya :D).

Ingatlah saudaramu yang beberapa pekan lalu baru saja kehilangan laptop-nya. Seluruh garapan skripsinya ludes bersamaan dengan ludesnya sang laptop. Apakah dia mengutuki takdir yang telah menimpanya itu?! Apakah dia putus asa dan tidak mau melanjutkan lagi menggarap skripsinya?! Tidak! Bahkan rasa sabarnya seolah melampaui ketinggian Gunung Papandayan. Barang yang ada pada kita sejatinya adalah milik Allah, maka Allah berhak mengambilnya kapanpun. Dia yakin, bersamaan denganya pasti akan ada pelajaran yang sangat berharga.

Jangan pernah katakan pada Allah bahwa engkau sedang mempunyai masalah, tapi katakanlah pada masalah tersebut bahwa engkau mempunyai Allah. Allahu Ta'ala a'lam.

Ibnu Asikin
Sembari mengingat wajah kawan-kawan senasib dan sepenanggungan :D
Garut.29.06.2012
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

 
© Journey Notes
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top